Surabaya Hari ini [MuQaDimah]

Ketika Mendengar nama "Surabaya" apakah yang ada dibenak anda sekalian?
Mungkin..
Sebuah...Sophisticated City dengan beragam pemenuhan kebutuhan masyarakatnya yang tergolong konsumtif.

Nah,
Kecanggihan Kota Surabaya sudah sejajar bahkan melebihi kota-kota besar yang lain di Indonesia seperti Jakarta, Bandung dan lainnya. Menurut kabar terbaru, Surabaya juga telah menjadi kiblat teknologi bagi wilayah Indonesia Bagian Barat.
Tapi...
Sisi negatif dari Perkembangan Teknologi yang Super Cepat ini adalah...

Kurangnya Kepedulian akan peninggalan sejarah kota tersebut!

yah, banyak situs-situs bersejarah yang merupakan peninggalan zaman dulu tergusur oleh Hotel Bintang Lima, Pusat Perbelanjaan, dan tempat-tempat non-historis lainnya.

Apakah..

Warga kota itu sudah cukup hebat dengan menelantarkan peninggalan nenek moyang yang merupakan cikal bakal lahirnya kota Surabaya?
Sudah banyak Contohnya....Makam Sunan Bungkul yang terlupakan, Rumah sakit CBZ yang digusur..serta jembatan merah yang sepertinya tidak bergeming lagi pamornya. Padahal situs-situs bersejarah seperti itu harusnya dilestarikan dan dioptinalkan perawatannya karena dasar dari kekayaan budaya, tidak hanya bagi surabaya, namun juga bagi indonesia.

Apa Lagi yang akan terjadi?
Apakah kita menghilangkan jati diri kota kita sendiri?
Setelah mencoba bertransformasi dari negeri berbudaya menjadi negeri penganut blok-barat?

Hanya kitalah yang dapat menjaga kebudayaan negeri kita.

Save Our Culture...
BE Proud About IT!!

JAYALAH SURABAYA!!

next......

posted by Andhika @ 9:25 PM, ,

Perdagangan Aset Sejarah?

Artikel ini kami buat untuk mengkritisi perdagangan benda-benda antik yang makin gencar diburu para kolektor.

Mengapa Pemerintah baik Kota maupun Pusat tidak membatasi saja distribusi benda antik yang akan diperjual-belikan, mengingat benda antik juga menunjukkan korelasi yang penting dengan keeksistensian suatu situs sejarah.

Apabila ada kasus, benda antik "raib" dari asalnya (misal ada salah satu patung dari suatu candi yang hilang dicuri maling) kemudian diperjual-belikan di pasar gelap, bagaimana nasib Candi tersebut, apakah tidak akan terganggu sejarah situs tadi?

Bagaimana jika ada salah seorang pengunjung yang menanyakan "dimanakah kami bisa menemukan patung A?" padahal, faktanya, patung tersebut telah hilang.

Sepatutnya, Sistem keamanan di Indonesia dapat diperketat, terlebih mengenai perlindungan aset bersejarah sehingga tidak ada lagi yang berminat menghilangkan korelasi antara suatu benda dengan nilai historis dan asal-usul benda tersebut ditemukan.

next......

posted by Andhika @ 7:22 AM, ,

PAMOR TAMAN (MAKAM) BUNGKUL


Kami benar-benar tak habis pikir. Mengapa warga Surabaya nampaknya tidak peduli bahkan bersikap pasif mengenai kawasan historis yang tersebar di penjuru kota. Sekecil apapun, kawasan bersejarah ya harus dijaga!
Coba saja berjalan-jalan ke area taman kota, Bungkul. Menurut survey kecil-kecilan yang kami adakan (dengan 50 responden), sebanyak:

- 50% mengaku Tidak Tahu tentang Taman bungkul

- 28% menjawab,”Taman Bungkul yang ada Wi-Fi nya itu kan!”. Artinya lebih cenderung pada Perubahan Aspek Teknologi dan Informasi.

- 22% menyuarakan bahwa di Taman Bungkul Terdapat Makam Sunan Bungkul.


Bagaimana bisa, pamor Mbah Bungkul hanya ‘numpang lewat” bila dibandingkan dengan keberadaan Taman Bungkul sebagai Taman Kota Impian?
Padahal, jika dinilai dari aspek historis keberadaan Mbah Bungkul sangatlah mempengaruhi Penyebaran Islam di wilayah tersebut, tentunya dengan dibantu Sunan Ampel. Bukankah, Makam tersebut termasuk situs sejarah? Artinya, pelestarian Makam tersebut harus dijaga, mengingat adanya Surat Keputusan (SK) yang dikeluarkan oleh Pemkot Surabaya mengenai Pelestarian Cagar Budaya. Alangkah baiknya bila Kawasan Ziarah yang historical semacam itu lebih ditonjolkan daripada memperbaharui dan melakukan inovasi-inovasi mengenai tata letak kota, sampai akhirnya meninggalkan ciri khas kota.

next......

posted by Andhika @ 2:14 AM, ,

Poetra Soerabadja Tempoe Doeloe

Tersesat di kota sendiri

Tersebutlah nama Kadaruslan (75) dan Mustahid (68), Dua sesepuh kota Surabaya itu menampakkan wajah muram ketika dimintai opini mengenai Surabaya, Kota yang mereka diami semenjak berpuluh-puluh tahun silam.
Terlukis gurat-gurat kekecewaan pada mimik wajah masing-masing, mendapati Surabaya masa kini, tak lagi segagah Soerabadja Tempoe Doeloe – Sebuah kota dengan memoar tinggi akan perjuangan hidup dan mati arek-arek Suroboyo dalam mempertahankan kemerdekaan.
Kenangan 30 tahun silam Kadaruslan pun membayangi. Menurutnya, Kota Surabaya pada masa itu sangatlah mempunyai ciri, tidak seperti sekarang yang tak ubahnya sebagai “duplikat” negara barat.

Tilik saja pada bangunan berasitektur romawi yang terdapat di sekitar area tugu pahlawan. “Pasukan Romawi tidak ada hubungannya dengan perjuangan arek-arek Suroboyo”, desah kekecewaan Kadaruslan.
Hal serupa juga diungkap oleh Mustahid mengenai Patung Karapan Sapi di daerah Keputran. Padahal disana adalah Lokasi Pertama Pertempuran Melawan Sekutu, harusnya yang dibangun adalah monumen atau apapun yang bertujuan mengingatkan pertempuran tersebut.
Kekontrasan yang terjadi antara bangunan non-historis yang menyelusup diantara kawasan historis sepertinya dapat membahayakan keberadaan situs sejarah tersebut. Bagaimana tidak, apabila bangunan non-historis semakin diminati masyarakat akan kecanggihan maupun keelokannya, tentu saja dapat “mencuri” pamor awal situs sejarah. Jadi, nantinya tidak ada lagi yang kenal “Tugu Pahlawan”, kemungkinan akan beralih menjadi “Mall Pahlawan”-pusat perbelanjaan terlengkap di Surabaya.
Lalu bagaimana bila hal itu benar-benar terjadi? Tidakkah Surabaya akan kehilangan identitasnya sebagai kota Pahlawan?
Bukankah setiap kota mempunyai nilai dan ciri penting perlambang idealisme kota tersebut? Meskipun terdapat SK (Surat Keputusan) dari Pemkot Surabaya sehubungan dengan Cagar Budaya, hal ini tetap tidak bisa diandalkan karena seperti yang kita ketahui, hingga sekarang pun masih banyak Penggusuran Kawasan Historis.

Sekarang mari kita tanya pada hati nurani masing-masing. Maukah kita mengubah kepribadian kita dan melupakan segala masa lalu kita? Padahal sudah menjadi rahasia umum bahwa idealisme seseorang merupakan sisi menarik dari orang tersebut.

Mengapa kita harus repot menjadi orang lain bila diri sendiri sudah cukup baik?

Bila kita menjadi orang lain, lalu siapa yang menjadi diri kita? Mungkin seperti itulah analogi mengenai Surabaya.

Harapan ke depan, semoga Pemkot tidak egois dengan bertindak sebagai “eksekutor kawasan historis” demi mengejar pamor dan perkembangan teknologi.
ingatlah,
Tidak akan ada masa kini tanpa adanya masa lalu.

JAYALAH SURABAYA!!

next......

posted by Andhika @ 9:38 PM, ,

WAJAH2 BARU DI SURABAYA

Wajah lamanya dikemanakan?


Darmo Trade Center (DTC), Plaza Tunjungan (TP), kawasan perbelanjaan Delta Plaza, dan bangunan-bangunan modern lainnya nampak makin menghiasi wajah Kota Surabaya. Kemunculan bangunan-bangunan yang sifatnya menguntungkan diatas ternyata harus dibayar mahal, tentunya dengan hilangnya situs sejarah yang dikenal sejak dulu.
Apakah anda tahu bahwa didekat DTC terdapat Pasar tradisional Wonokromo? sebuah kawasan yang merupakan bagian dari aktivitas sehari-hari warga lokal dan memiliki nilai historis tersendiri, sepertinya kalah tenar dengan Pusat Perbelanjaan yang baru-baru ini dibangun di area tersebut.
Delta Plaza yang menjadi shopping centre ternyata merupakan bekas rumah sakit CBZ. Dan masih banyak lagi situs sejarah lain yang kini tinggal riwayat.
Bayangkan saja....

Pasar Tradisional Wonokromo merupakan Saksi Bisu suatu kisah masa lalu yang penting keberadaanya bila kita berbicara masalah kebudayaan. Image Soerabadja Tempoe Doeloe tentu saja kontras dengan Surabaya Masa Kini. Namun, hal itu tidak hanya berujung pada kekinian dan zaman dulu. Semuanya, merupakan suatu kesatuan akan image kota itu sendiri.
Haruskah warga Surabaya masa kini lupa akan masa lalu yang begitu bersejarah? Tidak bisakah petinggi-petinggi kita berupaya menciptakan inovasi dan menata ulang kota tanpa harus menghilangkan bangunan-bangunan historis?
Berbagai elit sejarawan menggugat minimnya parhatian pemkot akan pelestarian budaya di Indonesia
Tilik saja komentar Sukaryanto, Dosen sejarah UNAIR mengenai (SK) yang dikeluarkan Wali Kota Surabaya Nomor 188.45/251/402.1.04/1996 dan Nomor 188.45/004/402.1.04/1998. Bahwa SK tersebut hanya berkesan sebagai pernyatan jumlah bangunan cagar budaya dan mungkin masih dalam taraf hiasan dinding daripada ditindaklanjuti secara nyata, serta belum memuat aturan pelaksanaan CagarBudaya di Surabaya.
Bagaimana bisa sejarah yang merupakan komponen pendukung lahirnya suatu bangsa dianggap sebagai hal yang remeh-temeh?
Tidak ingatkah kita bahwa…….
Tidak Akan Ada Masa Kini Tanpa Adanya Masa Lalu?
Mungkin memang ada benarnya Pemkot bersikeras mewujudkan Kota Surabaya menjadi kota yang peka terhadap teknologi dan mendunia. Segalanya harus berkembang seiring perkembangan zaman.
Sangat ditekankan bahwa melestarikan peninggalan nenek moyang merupakan amanat yang harus kita jaga agar dapat tetap eksis sampai ke generasi yang akan datang.
Lestarikan Budaya Di Surabaya.

JAYALAH SURABAYA!!

next......

posted by Andhika @ 7:36 PM, ,

Wonokromo~ Akankah hanya eksis di lagu?

" Semanggi Suroboyo..Lontong Balap Wonokromo"

Sepenggal lirik lagu yang taklekang zaman itu merupakan sedikit refleksi mengenai pentingnya eksistensi Wonokromo bagi kota Surabaya.
Tidak hanya berupa Terminal..namun, gambaran Wonokromo secara global yang kami bicarakan.
Etalase Budaya yang terdapat pada kawasan Wonokromo merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki Surabaya.
Tilik saja,
Pintu Air Jagir, yang memorial..Kebun Binatang Surabaya(KBS) yang termasuk sebagai Kebun Binatang Terbesar di Asia Tenggara, Stasiun Wonokromo dan masih banyak situs sejarah lain yang "ditawarkan" Wonokromo sebagai obyek kunjungan wisata bagi warga kota.

Tempat lain yang tak kalah penting yakni Pasar Tradisional Wonokromo.
Sepertinya, keberadaan Pasar Tradisional Wonokromo tidak seterkenal dulu lagi. Hal ini dikarenakan lahirnya Pusat Perbelanjaan baru yang dinamai Darmo Trade Centre (DTC).

Meskipun pasar tradisional masih ada, namun secara kasat mata sudah dapat diketahui bahwa pasar tersebut hanya "mengada-ada" atau dengan kata lain di "ada" kan secara terpaksa, mengingat penduduk setempat sudah terbiasa dengan aktivitas jual-beli di area tersebut.

Apakah hal ini bermanfaat?

Bagi sebagian orang, MUNGKIN..tapi TIDAK bagi golongan yang lain!

Coba saja kita bandingkan keadaan Pasar Tradisional dengan DTC itu sendiri..

Bagai Langit dan Bumi,

Bila kita berbicara mengenai kondisi fisik bangunan serta kebersihan area keduanya.

Tak ayal...banyak celaan yang meluncur begitu saja mengenai lokasi pasar tradisional yang berdekatan dengan pusat perbelanjaan para pelaku ekonomi kelas menengah-keatas tadi. Apalagi kalau bukan karena atmosfir kumuhnya.

Padahal, keberadaan Pasar tersebut begitu melekat dalam keseharian warga domestik wilayah Wonokromo.

Semestinya, Pemkot Surabaya dapat menyisihkan sebagian APBD untuk pemugaran serta pemeliharaan Pasar Tradisional Wonokromo, yang tentu saja tanpa mengubah esensi bangunan asli tersebut.

Bukankah, Pasar Wonokromo bisa menjadi salah satu obyek wisata yang menarik apabila ada perawatan yang semestinya? mengingat tempat tersebut juga suatu memori tersendiri akan keadaan Surabaya pada masa lalu.

Hal diatas dapat terealisasi dengan baik, apabila ada peran serta para pelaku pasar dengan Pemkot Surabaya dalam mengupayakan terjaganya kebersihan dan perawatan akan Pasar Wonokromo Tersebut.

Jadi, Pemkot Surabaya tidak akan kapok jika ingin melestarikan suatu tempat, dan mungkin...

Kota Surabaya dapat menjadi KOTA DUA ZAMAN.

Surabaya Modern yang peduli akan kelestarian budaya.

JAYALAH SURABAYA!!

next......

posted by Andhika @ 6:38 PM, ,

Tentang Kami .....

Andhika Kurniawanto
(WebDeveloper & Reporter)

Andhika adalah seorang web desainer pemula yang masih dalam tahap pengembangan diri dalam mengapresiasikan idenya dalam pembuatan suatu web. Sejak kecil, dia memang sangat berbakat dalam hal mengutak atik-entah mengutak atik apa-. Sekarang dia sedang tergila gila dengan yang namanya Blogger. Meskipun ilmunya pas-pasan, dia tetap berusaha mengutak atik template yang diperolehnya hingga seperti ini.
"Mengedit template blogger ternyata begitu menyenangkan!"

Shefti L. Latiefah
(article writer)

Shefti adalah seorang jurnalis dadakan yang hobi memainkan pena semenjak SMP.karyanya memang tidak terkenal seperti Mira W. atau N.H Dini..terlalu jauh MUngkin dari level para Novelis bahkan sastrawati seperti itu. Corat-coret di notes sepertinya sudah menjadi "penyakit Jiwa" yang sulit dihilangkan. Biarpun kemana2 ga bawa duit, asalkan ada pena dan notes kecil saja, dia sudah senang sekali. Setiap hal kecil yang ada dipikirannya selalu diekspresikan lewat tulisan, baik cerpen maupun catatan yang ditulis di bungkus kue sekalipun! yang penting bisa menulis. Blog yang saat ini sedang digeluti adalah sebuah Catatan Harian tentang keluarganya yang diramu dengan bumbu2 humor sehingga bisa menjadi "Refreshment Stories" yang Recommended!

Sepercik Kisah....

Surabaya,sebuah kota yang familiar dengan sebutan Kota Pahlawan, yang telah eksis semenjak 714 tahun silam, sebutan "Kota Pahlawan" nampaknya tidak lagi menggaung dalam peradaban warga Surabaya sendiri. Artinya, Surabaya masa kini, tak ubahnya seperti Kota-kota besar lain yang mengejar ketenaran lewat perkembangan Teknologi dan Tren Dunia. Akankah Surabaya akan kehilangan jati dirinya?dengan meninggalkan ciri yang selama ini melekat erat dan sangat membumi dalam hati warga Surabaya. Gugatan dan sedikit Solusi kami tawarkan dengan dukungan artikel-artikel dari para sejarawan yang kami kutip dari Warta Berita KOMPAS serta PIKnet. Semoga dapat memberikan sedikit referensi dan pengetahuan akan keberadaan situs-situs sejarah di kota kita tercinta ini!

Kontak kami!

Cukup kirim email kamu ke:
andhikakurniawanto@yahoo.co.id
onyezshei66@yahoo.com


free web hit counter image
hit-counter-download

Web This Blog

Blog Spesial Untuk..

Arsip-Arsip

Post-post kemarin

Link Lainnya

Komunitas



Didukung Oleh

Powered by Blogger

make money online blogger templates

Add to Technorati Favorites

Page copy protected against web site content infringement by Copyscape